Sabtu, 24 November 2012

Ketika Cerpen Menjadi Ajang Perlombaan



Judul                  : 25 Cerpen Terbaik, Lomba Menulis Cerita Pendek, 2008
Penulis              : Atfi Laila Khusumawati,  Hanum Safnas, Vivin Novianti, M. Raudah Jambak, Supri Harahap, Chairani, dkk
Penerbit            : Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun Anggaran 2010
Tahun terbit      : 2010
Tebal                : VII + 226 Halaman

Seseorang akan bingung menentukan bagaimana caranya ia mencurahkan isi hatinya jika ia tidak memiliki teman yang ia percaya, namun mereka biasanya akan mencurahkan semua hal tersebut melalui cerpen. Mereka bebas menulis apapun yang ia inginkan. Terkadang cerita pendek mereka ada yang bersifat fakta, namun ada juga yang karangan. Bagi mereka yang suka menulis, kebanyakan dari mereka suka menulis cerpen berbentuk fiksi dengan cerita yang sangat menarik tentunya. Namun mau diapakan cerpen-cerpen itu?
Oleh karena itu, Kementrian Pendidikan Nasional, melalui kegiatan pembinaan pendidikan estetika yang diikuti guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan sekolah sederajat menyelenggarakan Lomba Menulis Cerita Pendek (LMCP) pada tahun 2008. Lomba ini ada dua kategori, yakni Program Khusus dan Program Reguler. Program Khusus berisi cerpen yang ditulis oleh para pengarang yang telah memenangkan LMCP pada tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan Program Reguler berisi cerpen yang pengarangnya belum pernah menjadi pemenang dalam lomba tersebut.
Terdapat lima cerita pendek di dalam kategori Program Khusus. Para penulis pada program ini rata-rata lebih menekankan pesan moral  dan sosial. Ada yang berjudul “Dan Aku Bisa Lepaskan Lagi Kisah Baru”, karya Vivin Novianti, cerpen tersebut menceritakan tentang puisi-puisi Chairil Anwar hingga akhir hayatnya. Menarik karena  beliau mengulas puisi karya Chairil yang berhubungan dengan cerpennya itu. Vivin bercerita tentang dirinya yang dekat dengan Chairil dan setiap dia bertanya sesuatu, Chairil selalu memberinya puisi yang bermakna.
Pada Program Reguler terdapat dua puluh cerita pendek yang pengarangnya juga tidak kalah hebatnya dengan pengarang di Program Khusus. Banyak sekali pengarang yang ceritanya sangat menarik. Salah satunya Baharuddin Iskandar dengan cerita pendeknya yang berjudul “Panggilan Tengah Malam”. Ceritanya mengandung nilai moral, agama dan nilai sosial. Baharuddin menceritakan sosok seorang dokter kandungan yang di tengah malam mendapat panggilan tugas karena ada pasien yang mengalami Atonia Uteri atau tidak adanya rasa sakit/kontraksi setelah ari-ari dikeluarkan dari rahim. Bagi para pembaca yang ingin menjadi dokter, disarankan membaca cerpen ini, karena maknanya sangat besar. Diajarkan tanggung jawab terhadap nyawa manusia sebagai tugas seorang dokter.
Buku kumpulan cerpen ini telah memberikan banyak dampak positif, bukan hanya bagi penulisnya namun juga bagi para pembacanya. Penulis bisa menulis dan jika beruntung akan dimuat, sedangkan pembaca akan mendapatkan banyak pesan positif dari beberapa cerpen dalam buku tersebut.
Kehadiran buku ini layak diapresiasi, mengingat karya sastra akhir-akhir ini sudah hampir hilang. Maka dari itu dengan adanya buku ini, karya sastra akan lebih dihargai dan tidak akan hilang ditelan zaman.
Resentator       :
Lilian Pramitasari
XII-IPA 4
27

1 komentar: