Judul : 25 Cerpen Terbaik, Lomba Menulis Cerita
Pendek, 2008
Penulis : Atfi Laila Khusumawati, Hanum Safnas, Vivin Novianti, M. Raudah
Jambak, Supri Harahap, Chairani, dkk
Penerbit
: Kementrian Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun
Anggaran 2010
Tahun terbit : 2010
Tebal : VII + 226 Halaman
Seseorang
akan bingung menentukan bagaimana caranya ia mencurahkan isi hatinya jika ia
tidak memiliki teman yang ia percaya, namun mereka biasanya akan mencurahkan
semua hal tersebut melalui cerpen. Mereka bebas menulis apapun yang ia
inginkan. Terkadang cerita pendek mereka ada yang bersifat fakta, namun ada
juga yang karangan. Bagi mereka yang suka menulis, kebanyakan dari mereka suka
menulis cerpen berbentuk fiksi dengan cerita yang sangat menarik tentunya.
Namun mau diapakan cerpen-cerpen itu?
Oleh
karena itu, Kementrian Pendidikan Nasional, melalui kegiatan pembinaan
pendidikan estetika yang diikuti guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan
sekolah sederajat menyelenggarakan Lomba Menulis Cerita Pendek (LMCP) pada
tahun 2008. Lomba ini ada dua kategori, yakni Program Khusus dan Program
Reguler. Program Khusus berisi cerpen yang ditulis oleh para pengarang yang
telah memenangkan LMCP pada tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan Program Reguler
berisi cerpen yang pengarangnya belum pernah menjadi pemenang dalam lomba
tersebut.
Terdapat
lima cerita pendek di dalam kategori Program Khusus. Para penulis pada program
ini rata-rata lebih menekankan pesan moral
dan sosial. Ada yang berjudul “Dan Aku Bisa Lepaskan Lagi Kisah Baru”,
karya Vivin Novianti, cerpen tersebut menceritakan tentang puisi-puisi Chairil
Anwar hingga akhir hayatnya. Menarik karena
beliau mengulas puisi karya Chairil yang berhubungan dengan cerpennya
itu. Vivin bercerita tentang dirinya yang dekat dengan Chairil dan setiap dia
bertanya sesuatu, Chairil selalu memberinya puisi yang bermakna.
Pada
Program Reguler terdapat dua puluh cerita pendek yang pengarangnya juga tidak
kalah hebatnya dengan pengarang di Program Khusus. Banyak sekali pengarang yang
ceritanya sangat menarik. Salah satunya Baharuddin Iskandar dengan cerita
pendeknya yang berjudul “Panggilan Tengah Malam”. Ceritanya mengandung nilai
moral, agama dan nilai sosial. Baharuddin menceritakan sosok seorang dokter
kandungan yang di tengah malam mendapat panggilan tugas karena ada pasien yang
mengalami Atonia Uteri atau tidak
adanya rasa sakit/kontraksi setelah ari-ari dikeluarkan dari rahim. Bagi para
pembaca yang ingin menjadi dokter, disarankan membaca cerpen ini, karena
maknanya sangat besar. Diajarkan tanggung jawab terhadap nyawa manusia sebagai
tugas seorang dokter.
Buku
kumpulan cerpen ini telah memberikan banyak dampak positif, bukan hanya bagi
penulisnya namun juga bagi para pembacanya. Penulis bisa menulis dan jika
beruntung akan dimuat, sedangkan pembaca akan mendapatkan banyak pesan positif
dari beberapa cerpen dalam buku tersebut.
Kehadiran
buku ini layak diapresiasi, mengingat karya sastra akhir-akhir ini sudah hampir
hilang. Maka dari itu dengan adanya buku ini, karya sastra akan lebih dihargai
dan tidak akan hilang ditelan zaman.
Resentator :
Lilian
Pramitasari
XII-IPA
4
27
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus